Dewasa ini perkembangan teknologi semakin mempengaruhi banyak kehidupan manusia. Dari penggunaan gadget atau gawai hingga pemanfaatan mesin canggih untuk berbagai macam proses pekerjaan. Melihat hal tersebut otomatis Sumber Daya Manusia (SDM) pada akhirnya mulai tersingkir secara perlahan. Oleh sebab itu jika menanyakan apakah benar teknologi canggih menyingkirkan SDM? Jawabannya benar dan berikut penjelasan singkatnya melalu beberapa poin.
Menjelaskan Teknologi Canggih Menyingkirkan SDM
Sebenarnya buka menyingkirkan tetapi lebih tepatnya menggantikan, memang benar tidak semua perusahaan langsung serta merta memberhentikan karyawannya. Namun beberapa diantaranya sudah melakukannya, hal tersebut karena pihak perusahaan merasa sudah membeli alat atau mesin mahal. Dengan mengurangi sebagian karyawannya bisa mengurangi pengeluaran dan berikut penjelasan terkait peristiwa tersebut.
1. Keberadaan Mesin Dianggap Solusi Menekan Pengeluaran

Seperti sudah disinggung sebelumnya bahwa beberapa perusahaan menganggap menggantikan SDM dengan mesin canggih menjadi solusi menekan pengeluaran. Itulah yang dijadikan alasan sebuah produsen besar memberhentikan karyawannya karena sudah ada mesin-mesin penggantinya. Sayangnya sebenarnya hal tersebut bukan solusi.
Semakin mahal mesin canggih yang dimiliki sebuah perusahaan, perawatan atau biaya maintenance, hingga perbaikan ketika kondisi mesin-mesin tersebut rusak justru lebih tinggi daripada gaji SDM. Perumpamaan tersebut sudah bukan rahasia lagi, ibarat sebuah HP harga belasan juta, ketika mengalami kerusakaan sparepart-nya mungkin seharga mendapatkan ponsel baru.
2. Sebagian SDM Dipindah bukan Disingkirkan

Pada dasarnya keberadaan mesin canggih tersebut yang dimiliki oleh sebagian perusahaan bukan menyingkirkan SDM. Biasanya perusahaan dengan nilai baik akan memindahkan mereka ke bagian lain tanpa harus memecatnya semua. Tetapi terkadang posisi lainnya pun tidak bisa memenuhi kapasitas jumlah karyawan di tempat mesin tersebut.
Itulah mengapa pada akhirnya perusahaan akan berusaha memilih dengan baik berdasarkan hasil kerja masing-masing karyawannya. Oleh sebab itulah banyak dari masyarakat merasa tersingkirkan, padahal kemungkinan perusahaannya lebih memilih SDM lain karena kinerjanya kurang bagus sehingga diputuskan memberhentikan.
3. Tidak Semua Mesin Canggih Berjalan Otomatis

Jika Anda pernah melihat banyak proses pembuatan di perusahaan pabrik-pabrik besar, meskipun sudah menggunakan alat-alat canggih pada dasarnya mereka tetap membutuhkan kinerja SDM. Dari memilah produksi hingga ujian produk sehingga nantinya ketika sampai di tangan konsumennya tidak mengecewakan.
Dari pernyataan tersebut bisa disimpulkan bahwa memang tidak semua mesin canggih bisa berjalan secara otomatis. Sebagian juga masih membutuhkan kinerja tenaga manusia dalam prosesnya dan mesin tersebut juga digunakan oleh pabrik, perusahaan serta industri lainnya di Indonesia maupun berbagai dunia sehingga tidak harus menghentikan penggunaan SDM.
4. Sistem Robotika Berpotensi Tinggi Mengancam SDM

Pemanfaatan teknologi maju sendiri, selain diterapkan pada mesin-mesin produksi juga pembuatan sistem robotika. Dimana robot canggih bisa melakukan berbagai kegiatan manusia termasuk take over pekerjaannya. Keberadaan robot-robot sejenisnya sudah diciptakan sejak tahun 2000-an dan saat ini disempurnakan menggunakan teknologi lebih canggih.
Sistem robotika itulah yang justru lebih berpotensi tinggi mengancam SDM karena cara kerjanya pun sama seperti kegiatan kerja manusia pada umumnya. Seperti di beberapa perusahaan sekarang bahkan sudah memanfaatkan robot dan akan menyebarluaskan penggunaannya pada semua perusahaan sebagai bentuk pelayanan lebih canggih.
5. Tidak Semua Perusahaan Merugikan SDM karena Mesin

Dengan pernyataan bahwa teknologi canggih menyingkirkan SDM, tentunya membuat predikat sebuah perusahaan menjadi kurang baik. Tidak sedikit dari perusahaan-perusahaan tersebut mendapatkan penilaian jelek karena dianggap merugikan SDM dengan memanfaatkan mesin-mesin canggih.
Sedangkan jika ditelusuri lebih dalam, memang benar banyak perusahaan yang pada akhirnya merugikan karyawannya karena penggunaan mesin itu. Namun hal tersebut tidak menutup kemungkinan tidak semuanya melakukan hal sama. Salah satu contohnya Jasa Marga yang tetap mempertahankan SDM loket gerbang Tol meskipun sistemnya sudah menggunakan cashless.
6. SDM dengan Kinerja Terbaik Menjadi Pertimbangan

Pemanfaatan teknologi canggih menggunakan mesin atau tidak, pada dasarnya SDM harus tetap memperlihatkan kinerja terbaiknya. Perusahaan akan berpikir dua kali memberhentikan karyawan dengan prestasi terbaik meskipun sudah tidak membutuhkan yang dibahas disini konteks menggunakan mesin canggih.
Pada dasarnya jawaban sederhana menyangkut pertanyaan tersebut adalah memang semua akan dikembalikan pada kinerja masing-masing SDM. Seperti sudah dijelaskan, meskipun perusahaan mengurangi karyawan keberadaan Anda akan dipertimbangkan walaupun sudah menggunakan mesin canggih.