Kabar baik bagi pecinta game. Terdapat penelitian baru yang dikemukakan Frontiers in Human Neuroscience, bahwa bermain game bisa meningkatkan kinerja otak. Mereka memfokuskan hal tersebut pada pengoptimalan perilaku manusia dalam melakukan tugas kognitif sehari-hari.
Dilansir dari Business Insider, belum lama ini para peneliti dari Universitas SainTek Elektronik China dan perguruan tinggi Macquarie Australia. Mereka mempublikasikan bahwa korelasi antara bermain game teka-teki semacam puzzle, dapat meningkatkan volume otak manusia.
Sementara itu beberapa orang juga setuju akan hal ini. Alasan tersebut ternyata bukanlah tanpa dasar. Sebagian orang berpendapat bahwa, dengan bermain game seseorang akan secara otomatis dilatih untuk mengingat sesuatu lebih sering dan memecahkan sebuah teka-teki permasalahan.
Beberapa waktu yang lalu (13/10/2020) studi dari Universitas Oberta de Catalunya Spanyol melakukan penelitian dengan melibatkan 27 orang pecinta video game yang berusia 18 sampai 40 tahun. Setiap peserta diuji dahulu kemampuan kognitifnya, sebelum bermain game selama 1,5 jam dalam 10 hari.
Permainan yang digunakan dalam penelitian tersebut adalah Super Mario 64. Tahap pertama setiap peserta yang diuji menampilkan perbedaan pada tugas memori kerja sebelum bermain game. Kemudian mereka menunjukkan hasil yang sama seusai beberapa jam sesi permainan.
Melansir dari IFL Science, pada mulanya para peneliti ini ingin melakukan pengujian apakah kombinasi permainan game dan stimulan otak bisa dipakai untuk meningkatkan kemampuan kognisi seseorang. Karena tidak berhasil, mereka beralih ke variabel lainnya yang dirasa lebih efektif.
Jenis kelamin dan usia dikesampingkan dalam penelitian tersebut dan hanya ada satu variabel yakni ‘pengalaman bermain video game di masa lampau’. Alhasil, mereka menemukan bahwa peserta yang sering bermain game selama masa remaja menunjukkan kinerja otak lebih baik dibandingkan lainnya.
Sebelum menyimpulkan hasil akhir penemuannya, para peneliti dari Universitas Oberta de Catalunya Spanyol (UOC) tersebut melibatkan sekitar 27 lebih ahli Action Video Game (AVG) yang pernah mengikuti kejuaraan nasional Dota 2 dan League of Legends.
Dalam hasil yang dipublikasikan, ada poin yang mengatakan bahwa sebagian besar proses tahapan linguistik terjadi di wilayah otak. Sementara untuk pemrosesan lainnya yang dikelola yaitu berhubungan dengan bau, rasa, empati, kasih sayang dan pengalaman pribadi seseorang dalam kehidupannya.
Selain itu, para peneliti salah satunya Marc Palaus, seorang PhD UOC juga menjalin kerjasama bersama 30 orang pemain amatir yang jarang bermain game atau tidak terlalu mahir dalam permainan virtual. Hal ini dilakukan semata untuk memberikan keseimbangan untuk memecahkan variable.
Dikutip dari Kompas Tekno, kasus lain terjadi pada seorang Ibu muda bernama Lina dan anaknya yang pecandu game. Setiap pulang kerja, ia selalu berpacu dengan putra remajanya untuk bermain game di komputer secara bergantian. Keduanya mengaku sebagai game addict.
Berkaitan dengan hal ini, survei yang diadakan Popcap Games, pembuat permainan Bejeweled dan beberapa game online. Ia mendapati sekitar 71% pemainnya merupakan orang yang berusia di atas 40 tahun.
Sedangkan sebagian lainnya di atas 45 tahun. Mereka juga berkompetisi dengan lawan yang usianya jauh di bawahnya.
Lina mengaku, game dapat memberi excitement untuknya dan ia selalu memiliki rasa ingin yang kuat untuk menyelesaikan setiap levelnya hingga tuntas. Ia juga menambahkan bahwa game bisa mengurangi kebosanan. Ibu muda satu ini sudah bermain sejak duduk di bangku kuliah dan sadar bahwa dirinya memerlukan permainan untuk merangsang otaknya.
Beberapa game yang direkomendasikan untuk meningkatkan kinerja otak antara lain sudoku, scrabble dan teka-teki silang. Permainan ini merangsang seseorang untuk mengingat banyak kata dalam waktu yang terbatas.
Menurut Cynthia Green, PhD (Direktur Memory Enhancement), ia mengajarkan permainan sebagai relaksasi otak setelah penatnya memikirkan pekerjaan. Sementara Dr. Richard Restak seorang profesor bidang neurologi klinis di George Washington’s, mengatakan bahwa game dapat meningkatkan sensitivitas respon dan sensor yang cepat.
Dalam skala yang lebih kecil, seseorang yang ingin menantang diri sendiri disarankan memainkan game puzzle setidaknya setiap hari untuk melatih otak dalam mengingat sesuatu. Dengan begitu, otak akan dilatih menyimpan banyak memori.