Beberapa waktu lalu, jagad sosial media Twitter diramaikan dengan penipuan yang dilakukan oleh orang berkewarganegaraan Korea Selatan. Dirinya mengatasnamakan sebagai CEO promotor acara konser bertajuk We All are One. Diduga acara kabarnya mendatangkan Chen EXO tersebut ditunda dan kabar buruknya Park Jai-hyun selaku promotor tersebut kabur membawa uang penonton. Modus penipuan lain, yuk membahasnya.
Penipuan di Sosial Media Berkedok Tiket Konser
Sampai saat ini belum ada kabar terbaru, tapi jelasnya konser We All are One ditunda dengan dugaan CEO promoter membawa kabur uang penonton. Lalu bagaimana kronologisnya? Ruang Udara akan membahasnya sebagai motif baru penipuan melalui sosial media yang memanfaatkan banyaknya penggemar KPop di Indonesia. Berikut pembahasan lengkap tetapi singkatnya.
1. Konser Sudah Ramai dibicarakan Beberapa Bulan Lalu

Indonesia memang bisa dibilang menjadi negara dengan tingkat pengaruh Korean Wave tertinggi dibandingkan dengan negara lainnya. Hal itulah yang pada akhirnya membuat banyak promotor gadungan mengincar untuk dijadikan sebagai bahan penipuannya. Termasuk konser bertajuk We All are One seharusnya diadakan pada November 2022.
Namun ternyata sudah mendekati hari H justru konser ditunda dan penonton tidak mendapatkan kabar jelas tentang kapan tepatnya digeser. Padahal pertama kali pengumuman event tersebut muncul sudah ramai dibicarakan, selain banyak idol KPop yang datang mereka juga berjanji mendatangkan Chen EXO. Oleh sebab itulah sebagian korban penipuan EXO-L.
2. Iklan dari Promotor Sangat Meyakinkan melalui Sosmed

Mengapa Ruang Udara membahasnya sebagai penipuan motif baru melalui sosial media dan memasukkannya ke dalam cybercrime? Alasannya karena pihak promotor menampilkan iklan yang sangat meyakinkan bahkan menyebarluaskan iklannya melalui sosial media. Jangan salah mereka juga sempat menampilkan video Chen EXO.
Modus tersebut mereka gunakan melalui sosial media dan dijadikan sebagai umpan bagi para korban percaya. Tentu saja Ruang Udara memasukannya sebagai cybercrime karena sampai saat ini pun pelaku promotor dikenal sebagai Park Jinhyun belum tertangkap. Detik ini banyak korban menuntut refund atau pengembalian uang karena sudah merasa ini semua penipuan.
3. Mendekati Hari H Konser Dikabarkan Ditunda

Seperti sudah disinggung sebelumnya, bahwa sebelum hari H event tersebut diadakan konser dikabarkan ditunda dan tidak ada kabar lebih lanjut terkait pergeseran tanggalnya. Otomatis semua penonton yang sudah membeli tiket menduga bahwa ini penipuan, oleh sebab itulah semua korban meminta uangnya dikembalikan.
Sampai detik ini belum ada kejelasan sama sekali, tetapi CEO Promotor Park Jinhyun sebagai kewarganegaraan Korea masih berada di Indonesia karena visanya sudah dibekukan. Hal ini sudah masuk sebagai penipuan digital atau cybercrime sehingga harus diusut tuntas mengingat tidak sedikit pembeli tiket konsernya.
4. Penipuan Motif Baru Memanfaatkan Tiket Konser

Penipuan yang serupa dengan peristiwa ini belum pernah ada sebelumnya. Jikapun ada kemungkinan calo bukan pihak promotor besar seperti kejadian tersebut. Oleh sebab itulah menurut Ruang Udara penipuan ini merupakan modus baru dimana mereka memanfaatkan tiket konser sebagai umpannya.
Mengingat dewasa ini memang penggemar KPop di Indonesia semakin meningkat sehingga banyak promotor mengincar untuk mengadakan event besar-besaran di Indonesia. Sayangnya justru dimanfaatkan pihak tak bertanggung jawab dengan tujuan awalnya menipu. Melakukan berbagai cara meyakinkan korbannya melalui sosial media.
5. Banyak Korban yang Menginginkan Refund

Beberapa hari yang lalu #ParkJinhyunPenipu sempat trending di Twitter dan ternyata kebanyakan isinya menjelaskan bagaimana CEO promotor tersebut menipu korban jumlahnya mungkin ribuan. Sampai saat ini sudah banyak artikel membahas permasalahan tersebut agar bisa diusut tuntas karena pelakunya sendiri bukan WNI.
Bahkan beberapa korban sampai mention langsung ke Polda Metro Jaya agar mengusut penipuan tersebut. Hal tersebut dilakukan karena memang korbannya tidak sedikit. Harus segera diselidiki sampai tuntas agar semua bisa diluruskan termasuk tentang konser tersebut.
6. Promotor juga Bekerjasama dengan Perusahaan Besar

Perlu diketahui tidak hanya melalui sosial media untuk membuat korbannya percaya. Tetapi mereka juga bekerjasama dengan perusahaan besar. Benar atau tidak tapi yang jelas jika memang niatnya menipu tidak akan perusahaan besar mudah mengiyakan kerjasama. Kemungkinan hal itu juga dimanipulasi oleh promotor.
Sampai saat ini memang belum ada kebenaran apakah memang motifnya menipu atau kesalahpahaman, tetapi yang jelas hal tersebut sudah terlihat jelas karena CEO diduga kabur dan menghilang. Salah satu cara seorang penipu agar selamat.