Pembahasan kali ini tidak jauh berbeda dengan sebelumnya. Dewasa ini memang sudah banyak sekolahan di Indonesia yang sepertinya akan menerapkan pendidikan berbasis teknologi. Artinya dimana setiap murid dalam proses belajar mengajar menggunakan media laptop sebagai alat untuk mencatat hingga mengerjakan tugas. Belum semua tetapi banyak sekolah terutama swasta sudah menerapkannya, termasuk UNBK (Ujian Nasional Berbasis Komputer). Apa ya kekurangannya? Berikut pembahasannya.
Enam Poin Kekurangan UNBK untuk Ujian Sekolah
Sebenarnya UNBK sudah diterapkan sejak tahun 2019 tetapi belum semua sekolahan menggunakannya. Jika melihat perkembangan teknologi saat ini, juga melihat setelah terjadinya pandemi dimana semua ujian dan pembelajaran dilakukan melalui online, kemungkinan akan diterapkan lebih luas. Seperti biasa dengan memanfaatkan teknologi akan selalu mempunyai kekurangan dan berikut beberapa poin kekurangannya.
1. Belum Semua Sekolahan Mempunyai Perangkat Memadai

Pada dasarnya meskipun beberapa sekolahan sudah mampu memberikan sarana dan prasarana berbasis komputer, namun masih banyak sekolah belum mempunyai perangkat memadai. Bahkan di sebagian wilayah mempunyai gedung sekolah sangat memprihatinkan. Meskipun pemerintah akan membantu jika UNBK dilakukan namun sama saja hasilnya.
Hal tersebut karena memang sudah menjadi permasalahan pendidikan di Indonesia, dimana masih banyak sekolahan di pinggiran kurang mempunya fasilitas memadai. Jika keadaannya seperti itu bagaimana bisa mereka menyediakan media ketika diterapkan UNBK? Bahkan sebagian muridnya pun datang dari keluarga kurang berada.
2. Rentan Sekali Terjadi Error di Tengah Ujian

Memanfaatkan teknologi mengalami permasalahan eror sudah menjadi resiko, karena itulah ketika menggunakan UNBK sebagai metode ujian di sekolahan kekurangannya rentan sekali terjadi kesalahan. Penyebabnya sudah bisa terlihat bagaimana sebuah sistem menjalankan proses ujian, ibarat seseorang menggunakan smartphone saja sering terjadi kegagalan sistemnya.
Dalam artian error, ngelag, freeze dan sebagainya, lalu bagaimana jika hal itu terjadi ketika ujian sedang berlangsung? Baik terkoneksikan dengan internet atau tidak, UNBK tetap memanfaatkan ruang digital yang mempunyai kelemahan rentan sekali terhadap gangguan internal dalam perangkat, konektivitas serta lainnya.
3. Tinggi Kemungkinan Salah Data Soal juga Identitas

Ujian Nasional Berbasis Komputer, artinya semua data akan masuk secara pendataan terkomputerisasi. Seperti sudah panjang dijelaskan pada poin sebelumnya bahwa komputerisasi artinya sangat rentan terjadi kesalahan pada sistem, otomatis kemungkinan besar semua data peserta ujian termasuk jawaban masuk ke dalam sana.
Prosedur tersebut justru akan meninggikan kemungkinan terjadinya salah data identitas, tidak hanya itu saja, dari jawaban juga soal bisa saja mengalami kesalahan data. Oleh karena itulah penggunaan UNBK harus dipikirkan kembali secara matang meskipun saat pandemi sudah mulai dilakukan, tetap saja bagi anak-anak kurang mampu kesulitan.
4. Belum Bisa Dikatakan Sempurna oleh Beberapa Sekolah

Menurut beberapa artikel banyak sekolahan yang mengatakan bahwa UNBK belum bisa dikatakan sempurna sebagai metode melakukan ujian digital. Tentunya pernyataan tersebut semakin meninggikan kemungkinan terjadinya error atau kegagalan pada sebuah data. Dimana ujian tersebut sangat krusial dan fatal jika ada salah.
Pemerintah dan pihak terkait perencanaan UNBK tersebut harus cukup bisa mempertimbangkannya. Indonesia belum bisa menggunakannya secara menyeluruh karena sekolahan yang masih berada di bawah kesempurnaan fasilitas saja belum dipikirkan. Guru honorer masih belum dipikirkan nasibnya, oleh sebab itulah kebijakan itu harus dimatangkan terlebih dahulu.
5. Sekolah di Indonesia belum Semua Berbasis Digital

Seperti sudah disinggung pada empat poin di atas bahwa belum semua sekolahan di Indonesia berbasis digital. Bukan tidak mau karena memang fasilitas lainnya masih perlu diperhatikan lebih, melebihi UNBK. Biasanya sekolah-sekolahan seperti itu justru mementingkan anak-anak kurang mampu tetap mendapatkan pendidikan.
Pada akhirnya sekolah tidak menuntut banyak pembayaran sehingga untuk fasilitas sekolahan juga kurang. Hal-hal seperti inilah seharusnya sudah bisa lebih diperhatikan dari sekedar UNBK. Memajukan pendidikan secara digital memang perlu, namun memikirkan permasalahan lebih penting dirasa sangat dibutuhkan saat ini.
6. Tantangan Lebih bagi Murid yang Berkacamata

Kekurangan terakhir tentu saja menjadi tantangan bagi murid yang berkacamata. Harus memandangi layar selama berjam-jam belum memikirkan jawaban, tinggi kemungkinan anak tersebut mendapatkan tambahan minus. Solusinya diharapkan UNBK bisa dilaksanakan dengan konsep memikirkan kekurangan muridnya tersebut juga.
Penerapan sistem teknologi tidak semudah dilakukan secara manual. Banyak hal yang harus dipikirkan terutama kekurangannya. Jangan berharap teknologi bisa menjadi sempurna, karena tidak akan terjadi. Bahkan tubuh manusia saja tidak ada yang sempurna.