Beberapa waktu lalu memang banyak pegawai BRI yang mengumumkan tentang adanya modus penipuan mengatasnamakan bank konvensional tersebut atas perubahan biaya transaksi. Hal tersebut digunakan pelaku memancing calon korbannya agar memberikan nomor rekening dan data penting lainnya padahal BRI tidak pernah melakukannya. Kejahatan itu sangat meresahkan.
Bersama BRI Memerangi Kejahatan Social Engineering sebagai Generasi Cerdas
Sorry to say, konsumen BRI sendiri memang bisa dibilang banyak dan terdiri dari semua kalangan masyarakat dari bawah hingga teratas. Oleh sebab itu terkadang ada beberapa nasabah yang memang tidak begitu paham terkait sistem digitalisasi perbankan saat ini sehingga menjadi korban social engineering tersebut. Lalu bagaimana cara memeranginya bersama-sama? Berikut versi ruang udara.
1. Jangan Pernah Memberikan Data Penting Apapun

Salah satu modus yang pelaku gunakan adalah menyamar sebagai pegawai bank BRI dan memberikan formulir untuk mengisikan data termasuk nomor rekening hingga paling parah pin ATM. Setelah itu bisa ditebak selanjutnya, selain isi uang di tabungannya ludes, kasus kedua per bulan terkena potongan 150.000 untuk transaksi.
Padahal BRI sama sekali tidak pernah memberikan pemberitahuan tentang kenaikan biaya transaksinya, sehingga hal tersebut ternyata social engineering. Oleh sebab itulah, cara memeranginya pertama jangan pernah memberikan data penting apapun ke pihak bank ataupun di luar bank. Bank tidak pernah sama sekali menanyakan pin karena itu rahasia nasabah.
2. Lakukan semua Transaksi hanya di Kantor Cabang Bank BRI

Pada dasarnya tidak hanya BRI saja, kemungkinan nasabah bank-bank konvensional lainnya kena juga tinggi. Oleh sebab itu artikel ini tidak hanya khusus bagi nasabah BRI saja tetapi semua masyarakat demi memerangi social engineering yang meresahkan semua pengguna tabungan di bank. Poin selanjutnya ini juha harus diperhatikan dan diingat.
Dimana Anda sebaiknya selalu lakukan semua transaksi hanya di kantor cabanag atau pusat bank BRI juga bank-bank lainnya sesuai dengan kepemilikan rekeningnya. Jika mendapatkan melalui sms, chatting bahkan media sosial sebaik jangan ditanggapi langsung datang saja ke kantor cabang terdekat. Pastikan apakah benar dari pihak bank.
3. Dicatat dan Diingat Data Pribadi hanya Boleh Diketahui Nasabah

Perlu dicatat dan diingat, lagi dan lagi data pribadi hanya boleh diketahui oleh nasabah sehingga orang lain bahkan pihak bank sesungguhnya tidak diperkenankan mengetahuinya. Terkecuali memang dibutuhkan dan HANYA boleh dilakukan ketika berada di kantor bank masing-masing, jika di luar itu sudah pasti bukan pihak bank asli.
Oleh sebab itu jika Anda menemui hal serupa sebaiknya jangan memberikan tanggapan, segera laporkan atau bahkan ke kantor cabang terdekat mematikan sesuai dengan cara pertama dan kedua. Selain itu pelaku juga sering mengaku sebagai pegawai bank, bahkan tak jarang memberikan bukti konkret. Tetap jangan percaya karena pegawai asli tidak melakukannya di luar kantor.
4. Jika Diperlukan boleh Meminta Pertolongan Orang Sekitar

Sebagai makhluk sosial sudah sewajarnya membutuhkan pertolongan orang lain, oleh sebab itu jika memang Anda merasa butuh pertolongan karena bingung tentang hal tersebut minta bantuan. Terkadang modus dilakukan di tempat terbuka, sehingga keberadaan orang sekitar bisa dijadikan alat untuk bertanya.
Jika Anda sudah paham benar dan bisa menerapkan poin pertama sampai ketiga diatas, tentunya saat menemukan hal serupa bisa langsung mengantisipasi diri sendiri. Itulah pentingnya ilmu, sehingga tidak perlu meminta pertolongan orang lain. Namun jika memungkinkan meminta tolong, minta petunjuk saja tidak masalah.
5. Jangan Asal Mengklik Tautan yang Tidak diketahui dari mana Asalnya

Biasanya melalui media-media chatting seperti WhatsApp, korban mendapatkan seperti tautan dan asal mengkliknya. Masih aman jika halaman tautan hanya berisikan formulir atau pemberitahuan, oleh sebab itu untuk amannya lebih baik tidak perlu asal mengklik tautan-tautan tidak beralamat kan secara benar. Bisa jadi hal tersebut termasuk proses awal modus social engineering.
6. Bank Konvensional mempunyai saluran Komunikasi Resmi

Tidak hanya BRI, semua bank konvensional di Indonesia mempunyai saluran komunikasi resmi yang sudah terverifikasi atau biasanya ada tanda centang biru sesuai dengan banknya. Jika menerima sma, chat, atau apapun sejenisnya dari aku tidak terverifikasi sebaiknya jangan diteruskan melihatnya atau bahkan mengklik tautannya.
Social Engineering ini sebenarnya mudah diperangi jika masyarakat bisa diajak menjadi generasi milenial cerdas, dimana bisa membedakan modus kejahatan atau tidak. Hal tersebut karena biasanya ciri-ciri kejahatannya sangat jelas.